Tahun 2013 baru berjalan kurang dari 2 minggu ketika tulisan
ini saya buat, masih bau-bau perayaan tahun baru lah. Saya dan kawan-kawan yang baru
bertemu lagi ditahun 2013 ini, entah di meeting room atau lift atau KRL masih saling
mengucapkan selamat tahun baru. Walau, terus terang bagi saya, momen tahun baru
cuma penanda bahwa kalender meja harus diganti, tidak lebih.
Saya masih ingat ketika memasuki malam pergantian tahun,
ramai-ramai kawan-kawan di BBM group, twiter, facebook selain mengucapkan
selamat, juga menuliskan resolusi pribadi-nya memasuki tahun baru ini. Saya sih
tak hendak repot dengan itu. Selain menengok sebentar media sosial karena
memang ingin tahu, malam pergantian tahun saya lewati seperti biasa seperti
malam-malam sebelumnya dengan mengunyah scientific journal, nonton bluray atau
mendengarkan musik via tube stereo set kecintaan. Kebetulan istri lagi tak enak
badan, sedangkan anak-anak saya yang sudah ABG punya acara sendiri dengan
teman-teman sebayanya. Judulnya sroangan wae, dimalam tahun baru.
Saya tak mau report dengan membuat resolusi atau rencana
hidup baru di tahun 2013. Bagi saya hidup tidak dimulai awal tahun, tidak berakhir
diujung tahun. Kehidupan adalah dari
hari kehari, dari jam ke jam bahkan dari detik kedetik. Saya tak hendak membuat
resolusi baru tiap awal tahun baru, karena saya memiliki resolusi permanen yang
tak perlu bahkan tak bisa diubah, yakni ”selalu berusaha untuk menjadi manusia
yang lebih baik dengan memberikan manfaat bagi orang lain”.
Resolusi permanen
saya diatas, mencerminkan pandangan hidup saya yang ”inside-out view”, mengandung
2 aspek. ”Menjadi manusia lebih baik” merupakan sisi ”inside” yaitu keinginan
untuk terus berusaha memperbaiki diri dari hari kehari, baik fisik, rohani
maupun spritual (hadist nabi Muhammad SAW...” “Barangsiapa yang hari ini lebih
baik dari sebelumnya, maka ia telah beruntung. Barangsiapa harinya seperti
sebelumnya, maka ia telah merugi, dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari
sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang celaka”.HR Hakim....lihat catatan
dibawah). Akan tetapi ”inside” tidak cukup, anda tidak pernah tahu kapan "cukup" itu tercapai. Saya memandang bahwa "cukup" sama dengan bahagia. Sedangkan ukuran kebahagian seharusnya
bersifat ”out-side”, bermanfaat bagi orang lain (hadist nabi Muhammad SAW...” Sebaik-baiknya
manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” HR Tabrani). Kebahagiaan kita
datang jika orang lain bisa bahagia karena kita.
Susah? ribet? gak juga sih. Justru sangat sederhana. Prinsip diatas hanyalah menjaga keseimbangan pribadi dan lingkungannya. Tiada nilai keberadaan pribadi manusia tanpa keberadaan pribadi tersebut dalam lingkungan sosialnya. Manusia tidak hidup sendiri.....
Tentu saja
pemikiran diatas bukan datang ujug-ujug. Pengalaman yang dialami sendiri serta
belajar dari kejadian yang menimpa orang lain disertai pencarian tanpa henti
nilai-nilai kehidupan dari ajaran agama, itulah yang mendasari.
Ah saya cuma sharing
aja...gak ngajarin. Mengelaborasi inside-out view diatas lebih dalam saja, saya tak ingin. Bagi
Anda yang mau buat resolusi 2013 dan
mantab dengan itu, fine-fine saja. Apapun isinya. Kalau saya sih jelas, malas
buat lagi...yang entu aja adalah perjuangan tanpa henti.
Oka Widana
@owidana
@ahli_keuangan
okawidana.blogspot.com
Catatan :
Terhadap hadist “Barangsiapa
yang hari ini lebih baik dari sebelumnya, maka ia telah beruntung. ...dst” ada
yang menyatakan bahwa hadis ini dhaif atau sanadnya tidak runtut/shahih. Namun
saya percaya bahwa substansinya sangat bagus dan tiada yang salah dengan inti
ajaran dalam ”hadist’ tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar