Jumat, 11 Januari 2013

2013


Tahun 2013 baru berjalan kurang dari 2 minggu ketika tulisan ini saya buat, masih bau-bau perayaan tahun baru lah. Saya dan kawan-kawan yang baru bertemu lagi ditahun 2013 ini, entah di meeting room atau lift atau KRL masih saling mengucapkan selamat tahun baru. Walau, terus terang bagi saya, momen tahun baru cuma penanda bahwa kalender meja harus diganti, tidak lebih.

Saya masih ingat ketika memasuki malam pergantian tahun, ramai-ramai kawan-kawan di BBM group, twiter, facebook selain mengucapkan selamat, juga menuliskan resolusi pribadi-nya memasuki tahun baru ini. Saya sih tak hendak repot dengan itu. Selain menengok sebentar media sosial karena memang ingin tahu, malam pergantian tahun saya lewati seperti biasa seperti malam-malam sebelumnya dengan mengunyah scientific journal, nonton bluray atau mendengarkan musik via tube stereo set kecintaan. Kebetulan istri lagi tak enak badan, sedangkan anak-anak saya yang sudah ABG punya acara sendiri dengan teman-teman sebayanya. Judulnya sroangan wae, dimalam tahun baru.

Saya tak mau report dengan membuat resolusi atau rencana hidup baru di tahun 2013. Bagi saya hidup tidak dimulai awal tahun, tidak berakhir diujung tahun. Kehidupan adalah dari hari kehari, dari jam ke jam bahkan dari detik kedetik. Saya tak hendak membuat resolusi baru tiap awal tahun baru, karena saya memiliki resolusi permanen yang tak perlu bahkan tak bisa diubah, yakni ”selalu berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik dengan memberikan manfaat bagi orang lain”.

Resolusi permanen saya diatas, mencerminkan pandangan hidup saya yang ”inside-out view”, mengandung 2 aspek. ”Menjadi manusia lebih baik” merupakan sisi ”inside” yaitu keinginan untuk terus berusaha memperbaiki diri dari hari kehari, baik fisik, rohani maupun spritual (hadist nabi Muhammad SAW...” “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari sebelumnya, maka ia telah beruntung. Barangsiapa harinya seperti sebelumnya, maka ia telah merugi, dan barangsiapa yang harinya lebih jelek dari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang celaka”.HR Hakim....lihat catatan dibawah). Akan tetapi ”inside” tidak cukup, anda tidak pernah tahu kapan "cukup" itu tercapai. Saya memandang bahwa "cukup" sama dengan bahagia. Sedangkan ukuran  kebahagian seharusnya bersifat ”out-side”, bermanfaat bagi orang lain (hadist nabi Muhammad SAW...” Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” HR Tabrani). Kebahagiaan kita datang jika orang lain bisa bahagia karena kita.

Susah? ribet? gak juga sih. Justru sangat sederhana. Prinsip diatas hanyalah menjaga keseimbangan pribadi dan lingkungannya. Tiada nilai keberadaan pribadi manusia tanpa keberadaan pribadi tersebut dalam lingkungan sosialnya. Manusia tidak hidup sendiri.....

Tentu saja pemikiran diatas bukan datang ujug-ujug. Pengalaman yang dialami sendiri serta belajar dari kejadian yang menimpa orang lain disertai pencarian tanpa henti nilai-nilai kehidupan dari ajaran agama, itulah yang mendasari.

Ah saya cuma sharing aja...gak ngajarin. Mengelaborasi inside-out view diatas lebih dalam saja, saya tak ingin. Bagi Anda  yang mau buat resolusi 2013 dan mantab dengan itu, fine-fine saja. Apapun isinya. Kalau saya sih jelas, malas buat lagi...yang entu aja adalah perjuangan tanpa henti.

Oka Widana
@owidana
@ahli_keuangan
okawidana.blogspot.com

Catatan :
Terhadap hadist “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari sebelumnya, maka ia telah beruntung. ...dst” ada yang menyatakan bahwa hadis ini dhaif atau sanadnya tidak runtut/shahih. Namun saya percaya bahwa substansinya sangat bagus dan tiada yang salah dengan inti ajaran dalam ”hadist’ tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar