Senin, 22 April 2013

Adi Bing Slamet dan Eyang Subur


Mungkin hanya ada di Indonesia, seorang artis kelas sinetron ecek-ecek, Adi Bing Slamet (ADS) membuat kehebohan hanya karena meng-konferesi press-kan mantan penasihat spritualnya, Eyang Subur (EY). Yang ributkan adalah tuduhan ADS, bahwa EY menyebarkan ajaran sesat dan penistaan agama.

Kehebohan bermula dari konferensi press itu untuk media infotainment, kemudian menjadi berita nasional karena ADS menemui anggota DPR untuk mengadukan EY ini, kemudian anggota DPR hendak memanggil EY, walau belakangan gak jadi karena masyarakat yang protes banyak. Tak kurang Front Pembela Islam (FPI) dan MUI, ikut-ikutan terlibat. FPI kecuali dalam hal EY memiliki istri 8, yang notabene tidak diperbolehkan dalam agama Islam, menyatakan bahwa tak ada kesesatan pada EY. MUI dalam bahasa yang tak jauh berbeda, menyebut EY menyimpang, karena istrinya yang berjumlah 8 tersebut serta adanya praktek perdukunan yang dilakukan EY. FPI dan MUI kelihatannya satu suara, EY tidak sesat, melainkan menyimpang. Gampangnya berbuat dosa, dengan praktek berisitri 8 dan perdukunan.

So?

ABS masih penasaran, mungkin masih akan dibawa ke Polisi bahkan kalo bisa diadukan langsung ke Presiden.

Untuk saya, fenomena ini paling tidak menggambarkan tiga hal.

Pertama, bangsa ini mudah dibodohi. Pembodohan berbalut komersialisasi dan popularitas. Ini kan cuma masalah pribadi antara ABS  dan ES. Penggorengan berita tidak membawa manfaat sosial apapun, hanya  menguntungkan segelintir pemain media, serius atau setengah serius. ABS mestinya menerima keuntungan sedikit atau banyak, jika tidak dalam bentuk materi, setidaknya namanya menjadi popular. Tak pantas bagi anggota DPR, MUI bahkan organisasi semacam FPI mau dilibatkan. Atau mungkin karena mau numpang popular juga?

Kedua, soal praktek perdukunan bukan gejala aneh di Indonesia. Paling gampang lihat saja aneka acara di TV, yang  mewartakan  berbagai pengobatan alternative. Entah dibungkus menggunakan nama pengobatan herbal, Chinese medicine, tenaga prana atau apapun. Master-master ilmu ghaib seperti ki Joko Bodo dan Permadi, bukannya juga selevel selebritas? Tukang ramal, pakai tarot horoskop maupun feng shui, juga sering muncul di TV. Kenapa MUI gak rebut?

Sedikit catatan , saya anggap feng shui, horoskop, kartu tarot dan lain-lain masih dalam satu atataran.  Semuanya bukan science, palingan pseudo sciene kalo tak mau disebut para normal.  Dukun dan pengobatan alternatif laku, karena dokter dan rumah sakit mahal.

Ketiga soal ajaran agama. Betapa hal-hal mendasar soal poligami,  baca surat  al Fatihah dan shalat (dalam kasus EY, lihat http://showbiz.liputan6.com/read/568080/mui-minta-eyang-subur-tobat-seperti-adi-bing-slamet), umat masih banyak belum becus.  MUI ngapain ngurusin seorang ABS atau EY? Kalopun riase the concern, seharusnya sebagai cambuk bagi MUI untuk mempertajam strategi dakwahnya? Saya melihat malahan MUI sekarang jadi penasehat spritualnya ABS.

Terakhir, jika ABS dan rekan-rekannya bertahun-tahun menjadi murid ES maka logikanya murid gak akan lebih pintar dari guru. Kita bisa bayangkan bagaimana kualitas pengetahuan agama dari para murid ketiga sang guru ES gak becus baca al Fatihah dan gak ngerti bagaimana menjalankan shalat. Lalu dimana rationale nya ketika sang murid (mantan) menuduh sang guru sesat?  (orang “sesat” menuduh orang lain “sesat”).  Apalagi konon ABS sudah tobat (tobatan nasuha, begitu kyai dari MUI bilang). Orang yg sudah tobat, bukannya fokus pada memperbaiki kualitas diri, malah buat keributan dan membuka aib orang lain.

Nampaknya episode ABS dan ES belum akan berakhir.

Oka Widana
www.okawidana.blogspot.com
www.solusi-kampiun.blogspot.com
www.ahlikeuangan-indonesia.com
@owidana
@ahli_keuangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar