Jumat, 15 Juni 2012

Alay....apakah itu?


Alay atau anak lebay… lebay berarti orang yang berlebihan.  Alay kalo demikian artinya anak-anak atau orang yang tindak tanduknya suka melebih-lebihkan.  Pokoknya gaya hidup yang cenderung  melebih-lebihkan. Konon mereka dapat dikenali dari cara berpakaian (korban mode, used worng custom in wrong occassion), selera musik (jenis Malay-sounding bands seperti  ST 12, Wali atau Kangen Band) dan yang paling ketara cara mereka menulis (cara nulis supaya kelihatan lebih keren). Menurut salah seorang rekan kerja saya, mau mengindetifikasi alay, lihat aja account face book-nya. Contoh Dh1k@ c@nt1eq 53k@l1, dibaca Dhika cantik sekali. Memberi nama account Dhika cantik sekali saja sudah berlebihan, ditambah cara nulisnya yang ajib.

Fenomena Alay,  dijumpai pada usia remaja dewasa, sekitar 16-25 tahun.  Yang terus terang bagi generasi saya, usia 38-45, cuma jadi bahan tertawaan. Kami gak ngerti sebenarnya gaya mereka, simply karena generation gap saja. Jadi jangan marah dulu para alay. Kami juga ngerti bahwa sebaliknya anda mentertawakan kami, sembari menyebut “para dinosaurus yang akan segera punah, tapi masih sombong”.

Alay mungkin cuma bagian perkembangan psikologis remaja dewasa yang tengah mencari jati diri. Tidak mengherankan jika diantara mereka, dan remaja seusia, alay atau bukan, menampilkan sesuatu dari dirinya yang berbeda dari orang lain, mendatangkan kebanggaan (contoh nama account face book diatas). Sayangnya, tanpa disadari bahwa perbedaan yang dipaksakan itu malah memuculkan keseragaman. Mulai cara berkomunikasi, bahkan mungkin attitude-nya pun seragam. Bagian generasi yang seragam, dari sisi tingkah laku, selera dll, biasa dalam khasanah ilmu sosial disebut “peers”, harafiah memang berarti rekan seangkatan.

Dari ilmu behavior didapatkan bahwa peers, sadar tidak sadar yang memiliki selera atau gaya yang sama akan mengelompok membentuk komunitas, dengan alasan keseragaman diatas.  Dengan adanya komunitas, maka identitas alay akan semakin menguat, yang saya kira sedikit banyak mempengaruhi para remaja ini ketika menginjak periode dewasa atau usia produktif.

Saya tidak bilang bahwa alay itu negatif.  Toh jaman saya dulu, ada juga remaja mellow atau kadang disebut “muka Rambo, hati Rinto”, ketika dewasa menjadi ornag-orang yang berhasil dalam hidupnya.  Tergantung kepada perjalanan hidup yang bersangkutan. Kemampuan yang bersangkutan untuk learn, relearn dan un-learn. Belajar sesuatu yang baru, selalu berusaha memperbaharui pengetahuan yang dipelajarinya. Dan kadang jika menemui kegagalan, dia belajar untuk melupakan atau larut dalam kegagalannya, untuk kemduian belajar lagi sesuatu yang baru. 

Saya mengansumsikan bahwa proses  siklus learn, relearn dan unlearn, para alay dan non alay, akan berbeda. Sifat melebih-lebihkan cenderung akan membuat seseorang defensive terhadap perubahan.  Padahal perubahan diperlukan untuk kemajuan, even perubahan negatif.  Apabila anda menerapkan filosofi learn, relearn dan unlearn, perubahan negatif bisa dengan segara dirubah menjadi positif. Disinilah justru letak perbedaan manusia dewasa dan belum dewasa (remaja dewasa, belum dewasa loch). Kedewasaan diukur dari kemampuan memaknai setiap pengalaman hidup yang dialami, menjadi sesuatu value yang akan meningkatkan kemampuannya menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi dikemudian hari.

Dengan asumsi seperti itu, bahkan ketika beranjak dewasa bentuk kepribadian anak-anak yang tadinya alay bisa serupa dengan anak-anak non alay dan atau sebaliknya. Peers dan komunitas memang mempunyai pengaruh, tetapi tak akan menjadi penjara “member”nya.  Peers dan indentitas hanya berfungsi sebagai rumah sementara, yang jika cocok akan terus ditempati, Jika tak cocok akan ditinggalkan

Tentu saja tidak semua yang memasuki usia remaja dewasa menjadi alay. Banyak yang berhasil mengembangkan kepribadian non alay. Saya pikir, latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial lainnya significant mempengaruhi perkembangan kepribadian. Saya mencermati biasanya jika seorang remaja memiliki kegiatan diluar sekolah yang cukup, mereka akan membentuk kepribadian yang lebih positif.

Test ke alay-an anda…
qMoh tO crA bAc 1n"Y……m_tHa apOn YoH………qoH tLuZ”aN uCHA ………. bUD….. sYusah…………………


Bacaan lebih jauh :



Oka Widana
@ahli_keuangan
www.ahlikeuangan_indonesia.com
okawidana.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar